PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN
Pengantar Manajemen
yang dibina oleh Hj. Madziatul Churiyah
Oleh
Haning Novia Pratiwi (110412406504)
Ika Indah Prihatin (110412406511)
Ika Yuni Nastiti (110412401131)
Niken Yuliansari (110412406506)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN
SEPTEMBER 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan
organisasinya, baik erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan
baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh
karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil
suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis
kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di
masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen,
karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma
dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam
era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang
rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Pokok
pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari
proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep
perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
- Apa pengertian perencanaan ?
- Apa saja macam-macam perencanaan ?
- Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya ?
1.3 Tujuan
Sesuai
dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk : (1)
mengetahui pengertian perencanaan; (2) mengetahui macam-macam
perencanaan; (3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan
dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Perencanaan
secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang
dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).
Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal
atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis
dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan
bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami
guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam
sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang
baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai
unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus
dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga
dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut
dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang
terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian
kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang
menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel,
suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya
bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan
diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini
dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas,
tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada
dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
2.1.1. Proses Perencanaan
Sebelum
para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan,
terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada
setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer
menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan
akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin
mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana
perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada
keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada
strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang
lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan
untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat
pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung
pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus
manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh
perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal.
Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan
antara perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek.
Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan
secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
2.1.2. Alasan Perlunya Perencanaan
Salah
satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang
dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di
waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn
yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya
bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
2.1.3. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan
adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah
saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing)
adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana
mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai
efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing)
adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber
daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan
memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling)
adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja
terhadap rencana.
2.2. Macam-Macam Perencanaan
Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :
2.2.1. Perencanaan organisasi
Perencanaan ini terdiri dari:
- Perencanaan strategis
Rencana
strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan
strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang
mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
- Perencanaan taktis
Adalah
rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk
mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana
strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan
jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang
lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata
- Perencanaan operasional
Adalah
rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk
mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah
dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn
lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional
berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan
perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.
Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa mendatang
Program : rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
b. Rencana tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu
Kebijakan : rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi tertentu
Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
2.2.1.1. Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
2. Rencana jangka Menengah
Suatu
rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding
rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi
periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer
menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang
manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang memiliki
kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek
(short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer.
Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Rencana tindakan (action plan)
merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik Nissan siap
untuk mengganti teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka
pada penggantian peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat
mungkin dan seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu
produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa
bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa minggu. Dengan
demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan berbagai perubahan
aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi (reaction
plan) adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat
bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah satu pabrik
Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer
pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan.
Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang
berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan
tercapainya tujuan.
2.2.1.2. Tanggung Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan
1. Staf Perencanaan
Khususnya
staf perencanaan dapat mengurangi bban kerja manajer individual,
membantu mengkoordinasikan aktivitas perencanaan manajer individual,
membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda untuk menyelesaikan
masalah tertentu, berwawasan yang lebih luas dibanding manajer
individual, dan melangkah jauh melmpaui proyek dan departemen tertentu.
2. Satuan Tugas Perencanaan
Organisasi
terkadang menggunakan satuan tugas untuk membantumengembangkan rencana.
Satuan tugas semacam itu seringkali terdiri dari manajer lini dengan
suatu minat khusus dalam bidang perencanaan yang relevan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi (board of directors)
bertugas menetapkan misi dan strategi perusahaan. Di beberapa
perusahaan, dewan tersebut erperan aktif dalam proses perencanaan. Di
CBS, misalnya, dewan direksi biasanya berperan dalam perencanaan. Di
perusahaan lain, dewan memilih seorang eksekutif kepala yang kompeten
dan mendelegasikan perencanaan kepada individu tersebut.
4. Chief Executive Officer (CEO)
Chief
Executive Officer (CEO) biasanya presiden direktur atau ketua dari
dewan direksi. CEO mungkin individu tunggal yang paling penting dalam
setiap proses perencanaan organisasi. CEO memainkan suatu peran utama
dalam menyelesaikan proses perencanaan dan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan strateggi. Dewan dan CEO kemudian berperan langsung
dalam perencanaan. Komponen organisisional lain yang terlibat dalam
proses perencanaan memiliki peran sebagai penasihat atau konsultan.
5. Komite Executive
Komite
eksekutif (executive commitee) biasanya terdiri dari eksekutif puncak
dalam organisasi yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Anggota
komite eksekutif seringkali dibebankan pada berbagai staf komite,
subkomite, dan satuan tugas untuk berkonsentrasi pada proyek tertentu
atau masalah yang mungkin dihadapi seluruh organisasi pada suatu waktu
di masa depan.
6. Manajemen Lini
Komponen
terakhir dari sebagian besar aktivitas perencaanaan organisasi adalah
manajemen lini (line management). Manajer lini adalah orang yang
memiliki otoritas formal dan tanggung jawab untuk manajemen organisasi.
Mereka memainkan suatu peran penting dalam proses perencanaan oranisasi
karena dua alasan. Pertama, mereka merupakan sumber informasi berharga
dari dalam organisasi untuk manajer lain etika rencana diformulasikan
dan diimplementasikan. Kedua, manajer lini di tingkat menengah Dn rendah
dari organisasi biasanya harus melaksanakan rencana yang dikembangkan
oleh manajemen puncak. Manajemen lini mengidentifikasikan, menganalisis,
dan merekomendasikan alternatif program, membuat anggaran, dan
mengajukannya untuk disetujui, dan akhirnya melaksanakan rencana.
2.2.2. Perencanaan kontinjensi
Jenis
perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi
(contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif
jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau
dianggap tidak sesuai lagi.
2.3. Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanan
a. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan
yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar
kepada pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan
mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat
jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan
untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan,
karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu
menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun
kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan
c. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat
dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan
tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi
teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan
bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan
ancaman di masa mendatang
d. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan
lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka
sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan
untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan
kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik,
ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau
tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara
sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab
ini lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi.
Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena
manajernya tidak menetapkan tujuan untuk penelitian dan pengembangan.
Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di belakang
karena manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif
usaha penelitian dan pengembangan mereka sebenarnya.
e. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan
lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap
perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu
dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut
beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan
kebijakan pembayaran deviden yang besar kepada para pemegang sahamnya.
Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan mulai
melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan
meningkat dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun.
Pada akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong
deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain.
2.4. Mengatasi Hambatan
a. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah
satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses
perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan
dan pembuatan rencana.
Dan
penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan
keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke
waktu.
b. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun
mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang
yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang
mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut
diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan rencana
harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap
orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan
/ dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana /
keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih berkomitmer pada
rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika suatu
organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan,
manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan
dalam proses perencanaan.
c. Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi vertikal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga ke bawah organisasi
: tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena
penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan
dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala.
Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan
frekuensi yang semakin sering.
d. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara
umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan
dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena
kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian
manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai
tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama
dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang
rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam
perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan
organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi
menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun
kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut :
rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu
perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan.
Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem
penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan
keterbatasan.
3.2. Saran
Sebaiknya
dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi
menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Daftar Rujukan
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta