Minggu, 07 Oktober 2012

Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon

Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon

Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon - Pembakaran terhadap minyak bumi seperti halnya pembakaran senyawa hidrokarbon umumnya, akan menghasilkan oksida karbon (CO dan COJ dan uap air.

Selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga kadang mengandung unsur belerang dan nitrogen, sehingga pembakarannya juga akan menghasilkan oksida belerang (SO, dan SO.) dan oksida nitrogen (NO dan NO,). Adanya zat aditif dalam bahan bakar hasil olahan minyak bumi dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang perlu diwaspadai juga.

Oksida Karbon
Senyawa karbon yang terbakar akan menghasilkan asap dan oksida karbon. Gas pencemar utama dari hasil pembakaran senyawa karbon dalam minyak bumi adalah karbon dioksida dan karbon monoksida.

1) Gas Karbon Dioksida
Gas karbon dioksida dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan pembakaran sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO, tidak membahayakan kesehatan, tetapi pada konsentrasi tinggi (10% - 20%), dapat menyebabkan pingsan karena CO, menggantikan posisi gas oksigen dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen.

Senyawa hidrokarbon (CxHv) yang merupakan bahan bakar kendaraan bermotor, akan terbakar sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air sesuai dengan persamaan reaksi.





Gas oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya untuk proses pernapasan sehingga terjadi keseimbangan.

Seperti kalian ketahui bahwa jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar minyak bumi semakin meningkat, sehingga jumlah CO, yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sementara itu, jumlah pepohonan semakin berkurang, karena pembukaan lahan baru. Akibatnya, pemanfaatan CO , juga semakin berkurang yang menyebabkan terganggunya keseimbangan CO,. Kadar CO, di udara menjadi berlebih, sehingga membentuk lapisan C02 di atmosfer.

Sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (VIS) yang berhasil menembus atmosfer bumi sebagian diserap oleh berbagai makhluk maupun zat di permukaan bumi, sebagian lagi kemudian dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk sinar inframerah (IR) yang lebih hangat. Lapisan CO, di atmosfer ini akan menahan sinar inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga bumi tetap hangat karena sinar inframerah tersebut membawa energi panas.

Namun, jika lapisan CO, ini terus bertambah, akan meningkatkan suhu permukaan bumi. Gejala pemanasan bumi akibat lapisan CO, inilah yang sering disebut sebagai efek rumah kaca (green house effect).



2) Gas Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat berbahaya. Batas kadar gas CO dalam udara adalah 0,1 bpj. Kadar CO di udara yang mencapai 100 bpj dapat menyebabkan sakit kepala, lelah, sesak napas, pingsan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gas CO sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat bereaksi dan berikatan dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah (afinitas CO terhadap Hb sekitar 200 kali lebih besar daripada O J. Jika di dalam darah terdapat gas CO dan gas 02, yang akan terikat oleh Hb adalah gas CO melalui ikatan kovalen koordinasi. Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan antara Hb dan CO bersifat tidak dapat balik (ireversibel).



Ikatan itu tetap stabil sampai Hb tersebut rusak. Ikatan antara gas O, dan Hb dalam molekul HbO, bersifat dapat balik (reversibel), sehingga pada saat akan digunakan untuk pembakaran 02 akan dilepas dan Hb dapat digunakan kembali untuk mengikat oksigen.


Dalam darah seseorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, tetapi oksigen ini tidak dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO daripada dengan O,.

Gas CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon dalam bahan bakar yang berasal dari minyak bumi pada kendaraan bermotor.


Kendaraan bermotor dapat menghasilkan rata-rata 6,25 gram CO per kilometer jarak tempuh. Selain gas buangan kendaraan bermotor, gas CO juga dihasilkan dari berbagai kegiatan industri, letusan gunung berapi, dan pelapukan. Namun sebagian besar gas CO dihasilkan oleh emisi buangan kendaraan bermotor, dan untuk mengurangi pembentukan gas CO pada kendaraan bermotor, maka perlu dilakukan uji emisi gas buang secara berkala.

Jika kendaraan tidak memenuhi syarat dalam uji emisi gas buang, kendaraan itu harus mengalami perbaikan. Penggunaan bahan bakar alternatif seperti bahan bakar gas perlu digalakkan, agar tingkat pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor dapat ditekan.

Demikian artikel "Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon" ini saya susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ) Aktif Belajar Kimia X SMA/MA karangan Hermawan, Paris Sutarjawainata,Heru Pratomo Al.

TAHUKAH ANDA, BUKU BSE DAPAT DIMILIKI SIAPA SAJA SECARA GRATIS TANPA MELANGGAR HUKUM ?SEGERA KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD BUKU BUKU BSE LEWAT ARSIP KAMI


Semoga Apa yang beliau tulis dapat dicerna oleh teman teman semua ^_^.
Pesan yang hendak disampaikan sentra-edukasi.com adalah "Mari kita gunakan BSE!, Siapa bilang BSE tidak bermutu ^_^, Mari kita mudahkan pencarian informasi untuk pendidikan!!!" Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon- END

1 komentar: